Empat Mitos Seputar Pernikahan

query_builder09 April 2017
flash_on9,895
personFathia Azkia

Jelang hari pernikahan, seringkali kamu mendengar banyaknya mitos yang diucapkan orang sekitar, mulai dari nenek, tetangga, atau om dan tante. Entah itu mitos yang benar pernah terjadi adanya atau hanya sekedar petuah belaka.

Salah satu mitos seputar pernikahan yang paling umum dipercayai adalah menghitung tanggal baik pernikahan. Biasanya, pengantin yang berasal dari daerah Jawa masih sangat patuh terhadap adat istiadat ini.

Menurut kepercayaan, ada beberapa bulan dalam setahun yang dianggap tidak baik dijadikan bulan pernikahan. Apabila diingkari, maka bisa berakibat pada datangnya bencana yang mampu merenggangkan hubungan rumah tangga dan berujung pada perceraian.

Dilansir dari sebuah sumber, contoh bulan tidak baik yang dilarang untuk mengadakan resepsi pernikahan adalah Mulud. Konon katanya, menurut Primbon Jawa bulan ini bermakna watak mati.

Sehingga apabila pengantin menentang aturan tersebut, dikhawatirkan salah satu mempelai akan meninggal dunia tak lama setelah menikah. Waduh, bahaya juga ya! Lalu apa lagi mitos-mitos seputar pernikahan yang familiar di Indonesia?

Pawang Hujan

Beberapa orang selalu bersyukur akan datangnya hujan sebab dirasakan sebagai anugerah. Namun saat akan menggelar pesta pernikahan, tak jarang calon mempelai berikut keluarga besarnya mendoakan agar di hari H cuaca cerah tanpa ada mendung sedikitpun.

Namun siapa yang bisa menebak kapan hujan akan turun kecuali atas perintah Tuhan YME. Sayangnya, karena tidak ingin pesta berjalan tak sesuai rencana akibat derasnya hujan, sebagian pasangan ada yang mendatangi ‘orang pintar’ untuk memintanya menangkal hujan.

Sang pawang pun melakukan beberapa ritual khusus seperti membaca ‘aji-ajian’ yang katanya ampuh menangkal hujan. Bahkan uniknya, cara lain yang umum dilakukan adalah melemparkan pakaian dalam calon pengantin wanita ke atas genteng.

Cincin Kawin Jatuh

Selain pawang, mitos seputar jatuhnya cincin kawin mungkin juga tak asing terdengar di telinga. Ya, beberapa orang tua dulu mengatakan bahwa apabila salah satu pasangan menjatuhkan cincin kawin saat akad nikah, hal ini berdampak baik pada terusirnya setan jahat yang bisa mengganggu hubungan.

Akan tetapi ada pula yang mengatakan kejadian tersebut sebagai pertanda buruk. Yakni yang menjatuhkan cincin akan meninggal dunia terlebih dahulu.

Bunga Melati=Percepat Jodoh

Mitos yang satu ini terbilang masih sering dipercayai bahkan dilakukan oleh banyak orang, terutama kaum wanita. Saat menghadiri pesta pernikahan sahabatnya, acapkali mereka mengambil secara diam-diam sepucuk bunga melati yang menjadi penghias kepala pengantin wanita.

Setelahnya, bunga disimpan di dalam dompet yang katanya bisa membawa rezeki yaitu jodoh dalam waktu yang tak lama lagi.

Mengulang Ijab Kabul

Resepsi tentu takkan sah apabila tidak didahului dengan proses akad yang didalamnya terkandung ijab kabul dari mempelai pria. Prosesi ini memang bisa jadi momen yang paling mendebarkan jantung namun juga mengharukan.

“Saya terima nikah dan kawinnya... binti... dengan mas kawin perhiasan emas seberat 20 gram dibayar tunai.” Gemuruh suara SAH pun dikumandangkan para hadirin yang menyaksikan.

Namun hingga kini beberapa orang tua masih percaya jika dalam proses ijab kabul, sang mempelai pria sampai mengulang bacaan karena salah, maka biasanya pernikahan tersebut tidak akan bertahan lama alias berakhir dalam perceraian.

Dapatkan informasi dan inspirasi terbaru dari Sebarundangan.id